Sabtu, 18 Januari 2014

artikel konflik ambon



Nama    : Gita Pertiwi
Kelas     : 3N PGSD

Permasalahan dan konflik sosial :
Konflik Ambon

Awal Penyebab konflik Ambon
            Menurut kapolri, kericuhan di picu oleh ulah preman kota Ambon dari desa batumerah bawah mencoba memeras seorang sopir angkutan kota, yopie saiya (30 ), warga batumerah atas. Karna yopie tidak memberi uang yang diminta para pemuda, preman itu menodongkan pisau. Yopie pun lari  ke kampungnya, lalu dengan membawa parang, ia bersama kawannya masuk kedesa batumerah bawah untuk mencari pemerasnya. Melihat kedangan Yopie bersama teman – temannya, para preman itu berteriak sehingga mengundang perhatian warga batumerah bawah yang mayoritas kristen. Karna tidak berhasil menemukan yopie dan kawan – kawan,masa batumerah bawah ini akhirnya merusak dan membakar beberpaa rumah penduduk di batumerah atas.
            Selanjutnya berkembang desas – desus bahwa telah terjandi pembakan mesjid – mesjid, sehingga isu bentrokan beralih ke isu suku, agama, ras, dan antargolongan ( SARA ). Karna itulah, bentrokan antar warga dua desa itu meledak menjadi kerusuhan yang meluas di seluruh kota.  

Tak Ada Tradisi
            Sementara itu, ketua umum DPP GAMKI ( Gerakan Anggota Muda Kristen Indonesia ) Dicky Mailoa, yang juga tokoh masyarakat Ambon di Jakarta mengatakan, sesungguhnya di Ambon tidak ada tradisi pertentangan suku maupun agama. Sebab, masing – masing sudah terbiasa hidup rukun dan saling menghormati, meskipun ada upaya intensif dari kaum provokator yang berupaya memicu pertentangan di antara penduduk. Salah satu alternatif pemecahan, menurut Mailoa, adalah semua tokoh gereja supaya bergabung bersama tokoh – tokoh muslim membentuk tim untuk mengklarifikasi isu SARA selain itu, tim bergabung di tingkat masyarakat pun harus secara sungguh – sungguh menginformasikan bahwa di Ambon tidak ada pertentangan agama.
            Menurut gubernur, persoalan yang timbul di Ambon saat ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, karna orang Maluku terkenal dengan tradisi Pela Gandong. “ ada kelompok – kelompok tertentu yang di duga ikut memicu suasana, sehingga hubungan toleransi antarumat beragama di daerah ini ternodai oleh oknum – oknum tersebut “ Kata Gubernur
            Kerusuhan yang meluas hingga keseluruh penjuru kota Ambon dan telah mengarah ke SARA itu, diakibatkan oleh kesalapahaman antara seorang warga batumerah dan seorang sopir angkot jurusan batumerah, selasa (19/1) sekita pukul 16.00 WIT. Lalu muncul isi adanya gereja yang dibakar massa.  Ketua Badan Pekerja Harian ( BPH ) Sinode Geraja Prostesan Maluku ( GPM ) Pendeta Sammy Titaley sth, menegaskan tidak ada satu pun Gereja di Koda Ambon dan sekitarnya yang terbakar akibat kerusuhan . “ itu hanya isi menyesatkan guna memancing emosi agar kerusuhan lebih parah dan kondisi Kamtibmas terganggu, termasuk silahturahmi Hari Raya Idul Fitri 1419 H . jadi sekali lagi tidak ada gereja yang dibakar , “ katanya saat menentramkan umat Kristiani di desa Mardika, selasa malam.  Penegasaan ketua Sinode GPM ini guna menanggapi, isi bahwa gereja sinar kasih dipermukiman silale, kodya ambon, dibakar sehingga memicu emosi, sekaligus memperluas lokasi kerusuhan yang menyebar pada sejumlah kelurahan.
            Kapolri juga menegaskan tidak ada kaitannya antara kerusuhan di Ambon dengan kerusuhan Ketapang akhir November lalu. Ia juga membantah kabar burung tentang adanya pengiriman sejumlah pemuda dari Jakarta ke Ambon sebelum kerusuhan. Kapolri juga menyatakan tidak ada pihak ketiga yang berda dibelakng kerusuhan tersebut. Tetapi tidak menolak kemungkinan adanya provokator yang menggerakan massa. Kapolri juga membantah aparat keamanan terlambat dalam menangani berbagai kerusuhan massa yang sekarang mulai mengarah ke pulau – pulau terpencil. Ia mengakui jumlah personel di tingkat polsek sangat terbatas, sedang gerakan massa umumnya sangat cepat.

Seruan Damai
            Informasi yang dihimpun Antara di Ambon, sabtu, menyebutkan, selebaran tersebut memuat empat seruan damai ditandatanganni ketua BPH Sinode Gereja Prostestan Maluku (GPM), Pendeta Sammy Titalley, sth, Uskup Diosis Amboina, uskup P.c. Mandangi, MSc, Ketua Majelis Ulama ( MUI ) Wilayah Maluku, R. R. Hasanussy, ketua yayasan Masjid Raya Al – Fatah Ambon, Abdullah Soulisa, serta Gubernur Maluku, Dr. Saleh Latuconsina.
            Bunyi seruan tersebut, menghimbau umat islam dan kristen agar tetap konsisten menjaga kesatuan dan pesatuan umat beragama tanpa ikut terpengaruh oleh isu – isu negatif maupun provokasi dari pihak manapun yang mengarah kepada perpecahan tradisi Pela Gandong yang  bisa berakibat disintegrasi bangsa. Masyarakat diminta tetap mempertahankan kerukunan hidup antar umat beragama serta menjunjung tinggi hak azasi manusia dan tidak saling menyerang, mengganggu, merusak, membakar sarana kehidupan umat beragama, serta rumah – rumah penduduk, toko maupun pasar, sehingga tercipta suasana yang aman, damai, dan tentram, demi keutuhan bangsa dan negara.
            Seruan ini juga berisi harapan kepada aparat keamanan untuk bertindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku, adil, dan jujur, tanpa berpihak kepada pihak manapun juga. Kapolda Maluku, Brigjen Pol Drs. Karyono S, ketika di konfirmasi menyangkut jumlah korban belum bersedia memberikan penjelasan.
            Akibat saling bantai pada sabtu pagi, situasi kota yang mulai tampak tenang menjadi mencekam kembali baik dari polisi, brimob, brigade, infantri kostrad dari makassar, batalyon 731 dan 732, melepaskan tembakan peringatan ke udara berulang kali.




Korban Dalam Konflik di Ambon
Tewas                          : 26 orang
Luka berat                   : 102 orang
Luka ringan                  : 35 orang
Rumah dibakar             : 10 buah
Masjid dibakar             : 3 buah
Gereja dibakar             : 3 buah
Toko dibakar               : 12 buah
Pasar dibakar               : 2 buah
Motor dibakar              : 24 buah
Mobil dibakar              : 23 buuah
Becak dibakar              : 216 buah


Daftar Pustaka
Yusuf Yusnar , 2004, Prasangka Ber – Agama : Implikaksi Konflik Sosial di Ambon Atas Relasi Keberagaman di Indonesia, Jakarta : PENAMADANI

1 komentar: