Sabtu, 18 Januari 2014

Berbagai Permasalahan Integrasi Nasional


Berbagai Permasalahan Integrasi Nasional
Oleh:  Rita Alifia(1201045478)
Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi ini sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultular nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi ini cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan ada yang menempuh strategi politik yang lunak.
Ø Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional
            Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya carpandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lainmasalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi ini disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang banyak berpengaruh dalam proses sosialisasinya, maupun dalam pembentukan konsepsi nalarnya. Termasuk faktor dominan dalam pembentukan suasana kesenjangan ideologi ini adalah masalah agama. Karena agama dipandang sebagai nilai hakiki sehingga kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka dan sring tajam.
            Permasalahan kedua, permasalahan yang ditimbulkan oleh masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis baik diantara penduduk pribumi maupun penduduk keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku – suku bangsa yang di daerah merupakan nation – nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memiliki ciri –ciri sendiri yang merupakan ciri – ciri suatu nation. Memiliki kebudayaan sendiri, bahasa sendiri, daerah teritorial sendiri dan perasaan solidaritas antara anggota – anggota warga masyarakat yang bersangkutan.
            Permasalahan solidaritas yang tinggi menyebabkan nation – nation lama tidak bisa hilang walaupun telah tergabung dalam nation Indonesia yang baru. Hal ini yang menyebabkan bahwa masalah integrasi berbagai kelompok etnis merupakan masalah pokok bagi integrasi nasional Indonesia. Selain masalah etnis pribumi Indonesia juga menghadapi masalah integrasi warga negara keturunan asing. Karena mereka yang tergolong warga keturunan asing ini secara genitas masih memiliki hubungan dengan negara asalnya, maka mereka berusaha mengembangkan kebudayaan negara asalnya di Indonesia. Ini merupakan masalah baru bagi negara Indonesia. Dari segi kemungkinan memberontak untuk memperjuangkan satu wilayah sendiri, keturunan asing maupun peranakan membuat jarak yang tegas dengan kelompok pribumi. Ini juga masalah yang cukup rumit bagi kelancaran integrasi nasional secara utuh.
Permasalahan ketiga, adalah masalah teritorial daerah yang seringkali berjarak cukup jauh. Lebih – lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempereratrasa solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat,  ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan Partai Politik. Permasalah politik di Indonesia berbengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lewis Tylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik Indonesia yaitu, terjadinya demonstrasi, kerusuhan, serangan bersenjata, meningkatnya angka kematian aki9bat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat ireguler. Disamping itu adanya partai – partai politik yang terikatoleh kepentingan – kepentingan promodial yang secara tidak langsung terikat oleh kepentingan daerah dan kelompok elite dan kelompok etnis tertentu. Hal ini sesuai dengan yang ditulis Prof. R. William Liddle dalam bukunya “Ethnicity, Party, and national Integration : An Indonesia Case Study”, bahwa integrasi nasional Indonesia mempunyai dua dimensi horisontal dimaksudkan untuk menunjuk perbedaan, agama, aliran, dan lain – lain, sedangkan dimensi vertikal dimaksudkan untuk menunjuk kesenjangan kelompok elite nasional dengan massa. Yang terakhir ini mengakibatkan partisipasi politik massa yang sangat kecil
Ø Upaya Pendekatan
            Disamping perbedaan golongan itu sendiri mempunya potensi untuk menuju kearah integrasi dengan sistem silang – menyilang (Cross cutting Affilation) yang akan melahirkan pelapisan sosial yang saling silang – menyilang, atau paling tidak menjadi terlalu tajam, maka diusahakan pula langkah – langkah yang lebih sistematis dan operasional. Demikianlah dengan sistem silang – menyilang ini konflik antara suku  - suku bangsa daerah akan dapat diredakan dengan adanya pertemuan di bidang agama. Upaya – upaya yang dilaksanakan untuk memperkecil dan kalau mungkin menghilangkan kesenjangan – kesenjangan itu antara lain:
            Pertama, Untuk mempertebal keyakinan seluruh warga negara yang terdiri dari berbagai golongan itu terhadap ideologi nasional, maka pemerintah nerusaha untuk mewujudkan idealisme atau cita – cita nasional yang diamanatkan oleh seluruh bangsa kepada ideologi melalui pembangunan diberbagai sektor, dengan titik tekan pada pemerataan, pembangunan dan hasil pembangunan. Termasuk pembangunan politik dan kebudayaan.
Kedua, Berusaha membuka isolasi antar kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan pembangunan srana komunikasi, infomasi dan transportasi.
Ketiga, Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
            Keempat, Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi maupun keturunan asing. Untuk langkah ini dapat dicontohkan dengan transmigrasi, pertukaran/mutasi karyawan dari suatu daerah lain, adanya BAKOM PKB dan lain – lain, disamping asimilasi budaya.
            Kelima, Melalui jalur – jalur formal seperti pendidikan perundang – undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendekatan formal lainnya.

Ø Integrasi Nasional dalam Perspektif
            Seperti yang diasumsikan oleh Harsya W. Bachtiar bahwa masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah, tanpa memandang apakah itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.
            Namun demikian integrasi nasional sebagai suatu cita – cita negara akan terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation. Disamping dukungan usaha – usaha seperti yang telah dikemukakan diatas, maka masih ada penunjangyang cukup berpengaruh terhadap usaha – usaha lain yaitu memperkuat kedudukan ideologi nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Bachtiar, Harsya W. Masalah Integrasi Nasional di Indonesia. Jakarta: Prisma LP3ES, No. 8, Agustus 1976
Nasikun. Sistem Pelapisan Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali, 1984.



2 komentar: