Jumat, 17 Januari 2014

Dampak Globalisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Jakarta

Nama          :   NUR TANTIA
NIM            :   1201045403
Kelas           :   3N
Prodi           :   PGSD
Artikel Dampak Perubahan Sosial

Dampak Globalisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Jakarta
           
Dewasa ini, warga negara dihadapkan kepada perkembangan jaman yang berjalan sangat cepat. Terlebih dalam era globalisasi sekarang ini, yang menyentuh berbagai bidang kehidupan bangsa (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya) telah membawa dampak yang sangat dalam terhadap berbagai level kehidupan, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Globalisasi diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal, masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, dan budaya (Robertson dalam Sztompka, 1994). Masyarakat kini telah menunjukkan kenyataan yang sama sekali berbeda. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala global, dan pertumbuhan sebuah kesadaran global bersama. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju menghilangkan hambatan ruang dan waktu sehingga arus globalisasi berjalan dengan sangat cepat.
Arus globalisasi telah terasa sejak akhir abad ke-20. Arus ini telah membawa perubahan besar pada kehidupan manusia di dunia, yang mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya, tak terkecuali masyarakat Indonesia khususnya di Jakarta. Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia merupakan pusat kota yang pertama dan paling cepat menerima arus globalisasi. Dengan masuknya arus globalisasi di Jakarta, akan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan sosial masyarakatnya.
Perkembangan masyarakat Jakarta yang semakin bergaya hidup global secara langsung berdampak pada gaya hidup masyarakat Betawi yang notabene berada di wilayah metropolitan Jakarta. Banyak hal dari aspek kehidupan masyarakat Betawi yang sulit  ditemukan pada saat ini, terutama dalam hal kesenian. Faktor utama hilangnya kesenian tradisonal Betawi adalah hadirnya kompetitor kesenian yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat modern. Norma dan nilai kehidupan disampaikan dan mendapat salurannya melalui kesenian. Artinya, kesenian akan hidup dan berkembang apabila masyarakatnya memelihara, mengembangkan, melakukan secara aktif, dan mengapresiasi. Dalam konteks itulah, secara kritis perlu dilihat bagaimana kesenian tradisional Betawi pada era globalisasi ini.
Selain itu, dampak langsung dari globalisasi di Jakarta adalah perubahan sosial budaya di dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya perubahan ini tidak selalu baik, ada juga yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Perubahan ini bisa dilakukan siapa saja, baik secara individu, sekelompok orang, maupun mayoritas masyarakat. Berikut ini beberapa contoh-contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam kehidupan sosial di Jakarta:
1.      Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya dimasyarakat.
2.      Cara Berpakaian
Cara masyarakat kita berpakaian tidak lepas dari globalisasi di Indonesia. Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti Tv dan Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya barat.
3.      Gaya Hidup
Salah satu perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah gaya hidup atau yang sering disebut “lifestyle”. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik didalam kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang terjerumus kedalam lifestyle yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti narkoba dan pergaulan bebas.
4.      Westernisasi (Kebarat-baratan)
Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Jakarta, contohnya adalah perayaan hati valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli Indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh lebih menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest  kepada budaya lokal semakin menurun.
5.      Emansipasi Wanita
Salah satu bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia khususnya di Jakarta adalah emansipasi wanita. Artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dll.
6.      Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.
7.      Hilangnya Permainan Tradisional
Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan. Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation, Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih menarik ketimbang permainan tradisional.
8.      Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional
Minat masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan lainnya semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat. musik modern seperti gitar, piano, drum dan lainnya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.
9.      Tergerusnya Kebudayaan Indonesia
Bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Jakarta seperti break dance, beat box, dan lainnya. Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ditindaklanjuti bersama.

            Sebagai generasi muda, kita harus prihatin terhadap dampak negatif dari globalisasi dan memikirkan upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi dampak negatif globalisasi tersebut. Pertama, dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya agar kita memiliki jiwa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia yang kuat. Kedua, kita perlu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tidak terjerumus ke dalam perilaku-perilaku yang menyimpang dan dilarang agama sebagai akibat dari dampak negatif. globalisasi. Ketiga, kita patut melestarikan dan mengembangkan budaya-budaya asli Indonesia khususnya di Jakarta agar tidak kalah saing dan luntur terhadap budaya-budaya barat. Keempat, melakukan penyaringan terhadap informasi yang beredar agar masyarakat tidak terkontaminasi dengan dampak nedatif globalisasi yang mengubah kebiasaan, nilai kehidupan, dan pandangan hidup. Kelima, lebih memilah-milah terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia.

Referensi :
Martono, Nanang. 2011. SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

1 komentar: