Senin, 20 Januari 2014

Korupsi

v  Nama : Muhammad suruurul shiddiqi
v  Kelas   : 3-N
v  Nim     : 1201045373
 
KORUPSI
 
Korupsi merupakan benalu social yang merusak sandi-sandi struktur pemerintahan dan menjadi hambatan paling utama bagi kemajuan bangsa. Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat, yang memakai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai kekuasaan mutlak. Korupsi juga  menggabarkan tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatanya guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan Negara. Jadi korupsi merupakan gejala : salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal untuk memperkaya diri sendiri tanpa mempikirkan orang lain. Delict korupsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana/ KUHP adalah: kejahatan atau kesalahan, ataupun perbuatan-perbuatan yang bias dikenai tindakan dan sanksi hukum.
Korupsi bisa di masukan ke dalam kategori perbuatan kejahatan. Maka praktek-praktek yang dapat dimasukkan dalam perbuatan korup antara lain ialah: penggelapan, penyogokan, penyuapan, kecerobohan administrasi dengan itensi mencuri kekayaan Negara, pemerasan, penggunaan kekuatan hokum dan/ kekuatan bersenjata untuk imbalan dan upah materiil, barter kekuasaan politik dengan sejumlah uang,  dan sekelompok dalam penjualan pengampunan pada oknum-oknum yang melakukan tindak   pidana agar tidak di tuntut oleh yang berwajib  dengan member imbalan uang suap.
Ø  ABRI DAN MASALAH KORUPSI
sejak proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 sampai sekarang ABRI memainkan peranan yag menentukan dalam perjuangan nasional. Sehubungan dengan penyelewengan-penyelewengan terhadap garis perjuangan dan pancasila berbentuk praktek-praktek kontra-revolusi, antara lain peristiwa “Afair Madiun”, DI – TII, PRRI, PERMESTA,RMS dan GESTAPUPKI tahun 1965, ABRI selalu tampil ke depan untuk menumpasnya dan berfungsi sebagai penyelamat Negara. Dengan demikian ABRI merupakan katalisator penenang saat-saat keritis. Kejadian in mendorong ABRI untuk menduduki tempat utama dalam tampuk pimpinan Negara baik di bidang social-politik. Maka peristiwa DWI FUNGSI ABRI itu benar-benar merupakan satu historische notwendigkeit (keperluan historis). Timbullah kemudian pertanayan, adakah sistem militerisme itu bisa memberikan manfaat kepada Negara dan bangsa dalam demokrasi sekarang ini ? yang jelas, tidak ada satu tipe pemerintahan pun sanggup memberikan garansi penyebaran kebahagiaan kepada rakyat secara adil dan merata, apalagi sama sekali terbebas dari penyelewengan-penyelewengan serta korupsi. Indonesia juga mempunyai tokoh-tokoh militer yang menduduki kursi kepemimpinan Negara. Kejadian ini menjadi keluangan oleh profiteer-profiteur dan koruptor-koruptor.    Keberhasilan usaha pemerintah itu bergantung pada factor tunggal : kepribadian yang jujur, berkarakter dan bermentalitas kuat untuk berfungsi sebagai penguasa. Tokoh-tokoh militer itu pada masa awal pembangunan bisa benar-benar efektif sebagai pendiri lembaga politik. Akan tetapi semakin kokompleks masyarakatnya karena menjadi semakin terdiferensiasi dan berkembang struktursosialnyaserta semakin pluniform sifatnya, maka semakin sulitlah pengaturannya melalui regimentasi dan komando . pristiwa sedemikian ini menjadi umpan balik bagi para tokoh militer penganut garis keras untuk : bersikap lebih keras lagi. Tujuan pemimpin militer bergaris keras ini iyalah menjadi penguasa tunggal untuk mencapai tujuan pribadi, tanpa politik dan tanpa partai. Dalam iklim pemerintahan sedemikian ini, korupsi akan lebih merajalela pada eselon di atas. Namun dalam masyarakat modern dan kompleks pemerintahan militer tidak bias kokoh berdiri tanpa bantuan orang sipil. Pemerintahan militer akan kokoh apabila mendapat dukungan dari kelompok luar, yaitu dari kaum intelegensia yang memiliki sarana otak dan kebijakasanaan. Atau di dukung oleh kaum buruh tani dan golongan miskin dari rakyat yang memiliki banyak suara. Partisipasi politik aktif yang meluas dari unsure-unsur pedesaan di satu pihak bisa melangsungkan control social dan mengurangi tindak korupsi dan mampu mengenali masalah-masalah atau kesulitan local dan regional sendiri . stabilitas ini dapat tercapai apabila pemerintahanya bersih dan di laksanakan oleh pribadi-pribadi yang tidak korupsi.
Ø  Tanggapan pemerintah dan rakyat terhadap korupsi
Di Indonesia, korupsi berkembang subur di segala bidang pemerintahan dan kehidupan. Sikap  rakyat menjadi semakin apatis dengan semakin meluasnya praktek-praktek korupsi oleh beberapa penjabat lokal, region maupun nasional. Sebaliknya, para mahasiswa menanggapi korupsi dengan emosi yang meluap-luap dan protes terbuka. Setiap demonstrasi yang di lancarkan oleh para mahasiswa secara implisit selalu menyelipkan tindakan-tindakan anti korupsi, pemberantasan tindak-tindak manipulative, dan reformasi social secara menyeluruh. Tanggapan pemerintah terhadap korupsi juga cukup serius. Sejak tahun-tahun 60-an dilancarkan tim-tim pemberantasan korupsi, undang-undang korupsi, komisi empat dan OPSTIB (operasi tertib) Pusat dan Daerah. Perkembangan sumber-sumber kekayaan dan kekuasaan yang baru itu memang memberikan banyak celah untuk berlangsungnya tindak korup, terutama korupsi materiil dari kelas-kelas social menengah dan tinggi. Namun jelas bagi kita, bahwa korupsi itu menjadi tanda-tanda pengukur bagi:
1.      Tidak adanya perlembagaan politik yang efektif.
2.      Tidak adanya partisipasi politik dari sebagian besar masyarakat. Indonesia ; khususnya rakyat miskin dan masyarakat di daerah pedesaan.
3.      Tidak adanya badan hokum dan sanksi yang mempunyai kekuatan yang riil.
 
Ø  penyebab terjadinya korupsi :       
Penyebab terjadinya korupsi pun bermacam-macam, antara lain:
1.       masalah ekonomi, yaitu rendahnya penghasilan yang diperoleh jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup dan gaya hidup yang konsumtif, budaya memberi tips (uang pelicin), budaya malu yang rendah.
2.       sanksi hukum lemah yang tidak mampu menimbulkan efek jera, penerapan hukum yang tidak konsisten dari institusi penegak hukum, dan kurangnya pengawasan hukum.
3.      Korupsi juga banyak berlangsung dalam masyarakat yang mengutamakan egoism atau kepentingan diri sendiri, yaitu; kepentingan individual , keluarga, clan, kelompok, klik dan suku sendiri. Pada umumnya pristiwa sedemikian ini disebabkan oleh tidak adanya partai-partai politik yang efektif.
4.      Tidak adanya lembaga-lembaga politik yang kuat dan modern yang mampu menyelenggarakan proses sosialisasi dari pemimpin-pemimpin politik, sehingga mereka mampu menghayati konsep-konsep politik, sehingga mereka mampu menghayati konsep-konsep politik dan nilai-nilai yang mengabdi pada kepentingan rakyat banyak.
 
Ø  Solusi penanggulangan korupsi
Untuk memberantas korupsi yang sudah berakar di dalam sandi-sandi masyarakat kita, diperlukan partisipasi segenap lapisan rakyat. Tanpa partisipasi dan dukungan mereka, segala usaha, undang-undang dan komisi-komisi akan terbentur pada kegagalan. Beberapa saran di kemukakan disini, antara lain ialah:
1.      Adanya kesadaran rakyat ikut memikul tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan control social, dan tidak bersikap apatis acuh tak acuh.
2.      Menanamkan aspirasi nasional yang poitif. Yaitu mengutamakan kepentingan nasional.
3.      Para pemimpin dan penjabat memberikan teladan baik.
4.      Adanya sanksi dan kekuatan untuk menindak, memberantas dan menghukum tindak korupsi.  
5.      Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur.
6.      Melakukan pemecatan  terhadap pegawai-pegawai  yang jelas melakukan korupsi.
7.      Adanya koordinasi antar departemen yang lebih baik, di sertai system control yang teratur terhadap administrasi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah
8.      Menyelenggarakan system pemungutan pajak dan bea cukai yang efektif dan ada suprvisi yang ketat baik di pusat maupun di daerah.
9.      Kekayaan yang statusnya tidak jelas dan diduga menjadi hasil korupsi, harus di sita oleh Negara.
Dalam menangani kasus korupsi, yang harus disoroti adalah oknum pelaku dan hukum. Kasus korupsi dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga membawa dampak buruk pada nama instansi hingga pada pemerintah dan negara. Hukum bertujuan untuk mengatur, dan tiap badan di pemerintahan telah memiliki kewenangan hukum sesuai dengan perundangan yang ada. Namun, banyak terjadi tumpang tindih kewenangan yang diakibatkan oleh banyaknya campur tangan politik buruk yang dibawa oleh oknum perorangan maupun instansi. Seharusnya Korupsi harus diberantas, baik dengan cara preventif maupun represif. Bukan sebaliknya korupsi semakin merajalela di negeri ini, bagaimana akan maju dan masyarakat kecil bisa hidup kalau uang rakyat saja dilahab habis oleh pemerintahan kita sendiri. Penanganan kasus korupsi harus mampu memberikan efek jera agar tidak terulang kembali. Tidak hanya demikian, sebagai warga Indonesia kita wajib memiliki budaya malu yang tinggi agar segala tindakan yang merugikan negara seperti korupsi dapat diminimalisir. Negara kita adalah negara hukum. Semua warga negara Indonesia memiliki derajat dan perlakuan yang sama di mata hukum.
 
 
sumber : Kartini. Kartono. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

POLA PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA


Nama          :   VINDA TRESNA AYU
NIM            :   1201045598
Kelas           :   3N
Prodi           :   PGSD

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA


Persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia.

Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia





A.    Sejarah Flora Fauna di Indonesia
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia.
Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia (lihat gambar 1.1)

Gambar 1.1. Peta daerah flora dan fauna di Indonesia menurut Wallace dan Weber.
Sumber: Buku , Drs. Priatna Sutisna, dkk.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber (lihat gambar 1.1).
Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.

Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang membagi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat. Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace.Keberadaan flora dan fauna di suatu tempat tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di tempat tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a.      Faktor Klimatik

Iklim terdiri atas suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, angin, dan intensitas sinar matahari. Perbedaan temperatur pada suatu wilayah dipengaruhi oleh letak lintang (latitude) selatan dan utara dan ketinggian suatu tempat. Perbedaan tersebut menyebabkan variasi tumbuhan pula. Teori ini dibuktikan oleh seorang ilmuwan biologi lingkungan, sekitar tahun 1889 yang bernama C. Hert Meeriem. Ia meneliti model penyebaran tumbuhan berdasarkan pada variasi ketinggian Gunung San Fransisco dari kaki gunung hingga ke puncak gunung. Model tersebut ternyata sejalan dengan pola penyebaran tumbuhan dari garis tropik ekuator hingga ke arah utara atau pun selatan. Jadi, distribusi jenis flora dari daerah yang paling panas ke daerah yang paling dingin ternyata menyerupai distribusi flora dari pantai hingga ke puncak gunung. Artinya, urutan bioma (ekosistem dunia) dari ekuator (khatulistiwa) ke kutub sama dengan urutan ekosistem dari pantai sampai ke puncak gunung.

Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan suatu daerah dipengaruhi oleh temperatur, kemudian dapat dibuktikan bahwa faktor kelembapan ternyata lebih berperan dari pada faktor temperatur. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Semakin kita bergerak ke daerah dengan curah hujan yang rendah, tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan kecil (belukar, rumput) dan akhirnyakaktus atau tanaman padang pasir lainnya.

b.      Faktor Edafik

Jenis tanah erat kaitannya dengan kesuburan tanah di tempat yang bersangkutan. Jenis tanah di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada faktor bahan asal tanah, iklim, serta vegetasi. Hal ini menyebabkan tingkat kesuburan di berbagai tempat juga berbeda, sehingga terhadi penyebaran flora dan fauna di seluruh dunia.

c.       Faktor Fisiografik

Daratan yang ada di seluruh permukaan bumi mempunyai ketinggian yang berbeda-beda. Daratan bisa berupa daratan rendah, pantai, dataran tinggi, serta pegunungan. Makin tinggi relief daratan suatu tempat, maka suhu udaranya makin dingin. Pada daerah-daerah berelief tinggi yang bersuhu dingin, jenis flora dan fauna yang ada sangat terbatas.

d. Faktor Biologis

Dalam biosfer selalu terjadi hubungan yang saling memengaruhi antara sesama makhluk hidup yang disebut interaksi. Terutama manusia dengan budayanya, merupakan faktor biologis yang paling berpengaruh dalam biosfer. Manusia dengan budayanya mampu memengaruhi lingkungan biosfer di sekitarnya. Misalnya, manusia yang selalu berupaya memperbaiki jenis serta penyebaran flora dan fauna. Namun, tidak semua bentuk interaksi antarfaktor biologis dalam biosfer bersifat memperbaiki (konstruktif), sebab ada pula yang bersifat merusak (destruktif) atau gabungan dari keduanya.

     Dari berbagai pengaruh faktor-faktor di atas menjadikan wilayah Indonesia merupakan salah satu wilayah dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya, yaitu Brazil dan Zaire. Akan tetapi dibandingkan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya, yaitu di samping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi,

     Indonesia mempunyai areal tipe Indo-Malaya yang luas, jugatipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas). Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, dan ekosistem sabana. Masing-masing ekosistem ini memilikikeanekaragaman hayati tersendiri.

     Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana. Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 spesies tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing ( Dipterocarpus sp), meranti (Shorea sp), kayu garu (Gonystylus bancanus), dan kayu kapur (Drybalanops aromatica).

     Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus),Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana, apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia.

     Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non–Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, di antaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.

     Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (oriental) yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
  • Terdapat berbagai macam kera, misalnya bekantan, tarsius, orang utan.
  • Terdapat hewan endemik, seperti badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
  • Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
     Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Hewan-hewan di bagian Timur Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mamalia berukuran kecil
2) Banyak hewan berkantung
3) Tidak terdapat species kera
4) Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang palingterkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, ter-utama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).

Sementara itu, daerah peralihan yang meliputi daerah disekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).

a) Hewan dan Tumbuhan Langka di Indonesia

            Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan langka. Hewan langka misalnya





babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), macan kumbang (Panthera pardus), orangutan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pongo pygmaeus pygmaeus di Kalimantan), badak sumatra (Decerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah asia (Ele phas maximus), bekantan (Na salis larvatus), komodo (Vara nus komodoensis), banteng(Bossondaicus), cen drawasih (Paradisaea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), maleo (Macrocephalon maleo), kakatua raja (Probosciger aterrimus), rangkong (Bucerosrhinoceros), kasuari (Casuarius casuarius), buaya muara (Crocodylus porosus), buaya irian (Crocodylus novaeguinae), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), ular sanca bodo (Phyton molurus), sanca hijau (Chondrophyton viridis), bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus).

Tumbuh-tumbuhan langka misalnya bedali (Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh (Sterula foetida), bungur(Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus heterophyllus), kluwak (Pangium edule), bendo (Artocarpus elasticus), mundu (Garcinia dulcis), sawo kecik (Manilkara kauki), winong (Tetrameles nudiflora), bayur (Pterospermum javanicum), gandaria (Bouea macrophylla), matoa (Pometia pinnata), sukun berbiji (Artocarpus communis).
b) Hewan dan Tumbuhan Endemik di Indonesia

Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan endemik, yaitu hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain. Hewan endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus
komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya. Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldi (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).


















Daftar Pustaka


Caroline Arnold. 2001. Geografi: aktivitas untuk menjelajahi, memetakan dan menikmati duniamu. Bandung: pakar raya.
Hasan Budi Sulistiyo dan Bambang. 2007. IPS Geografi. Jakarta: Erlangga.
Ginting Fathurahman. 2007. IPS Geografi. Jakarta: Erlangga.
Suprihartoyo dkk, 2009, Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional