Berbagai Permasalahan Integrasi Nasional
Oleh: Rita Alifia(1201045478)
Integrasi Nasional adalah merupakan masalah
yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda
adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi ini
sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda
dan latar belakang sosio kultular nation state yang berbeda pula. Sehingga
masalah integrasi ini cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang
bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan ada yang menempuh strategi politik
yang lunak.
Ø Beberapa Permasalahan
Integrasi Nasional
Permasalahan
utama yang dihadapi
dalam integrasi nasional ini adalah adanya carpandang yang berbeda tentang pola
laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lainmasalah integrasi
nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. Perbedaan
ideologi ini disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang banyak berpengaruh
dalam proses sosialisasinya, maupun dalam pembentukan konsepsi nalarnya.
Termasuk faktor dominan dalam pembentukan suasana kesenjangan ideologi ini
adalah masalah agama. Karena agama dipandang sebagai nilai hakiki sehingga
kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka dan sring tajam.
Permasalahan
kedua, permasalahan yang
ditimbulkan oleh masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis
baik diantara penduduk pribumi maupun penduduk keturunan asing. Menurut Harsya
Bachtiar, kelompok etnis atau suku – suku bangsa yang di daerah merupakan
nation – nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia
diproklamasikan. Mereka memiliki ciri –ciri sendiri yang merupakan ciri – ciri
suatu nation. Memiliki kebudayaan sendiri, bahasa sendiri, daerah teritorial
sendiri dan perasaan solidaritas antara anggota – anggota warga masyarakat yang
bersangkutan.
Permasalahan
solidaritas yang tinggi menyebabkan nation – nation lama tidak bisa hilang
walaupun telah tergabung dalam nation Indonesia yang baru. Hal ini yang
menyebabkan bahwa masalah integrasi berbagai kelompok etnis merupakan masalah pokok
bagi integrasi nasional Indonesia. Selain masalah etnis pribumi Indonesia juga
menghadapi masalah integrasi warga negara keturunan asing. Karena mereka yang
tergolong warga keturunan asing ini secara genitas masih memiliki hubungan
dengan negara asalnya, maka mereka berusaha mengembangkan kebudayaan negara
asalnya di Indonesia. Ini merupakan masalah baru bagi negara Indonesia. Dari
segi kemungkinan memberontak untuk memperjuangkan satu wilayah sendiri,
keturunan asing maupun peranakan membuat jarak yang tegas dengan kelompok
pribumi. Ini juga masalah yang cukup rumit bagi kelancaran integrasi nasional
secara utuh.
Permasalahan ketiga,
adalah masalah teritorial daerah
yang seringkali berjarak cukup jauh. Lebih – lebih Indonesia yang berbentuk
negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera.
Kondisi ini akan lebih mempereratrasa solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat, ditinjau
dari kehidupan dan pertumbuhan Partai Politik. Permasalah politik di Indonesia
berbengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lewis Tylor dan
Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik Indonesia
yaitu, terjadinya demonstrasi, kerusuhan, serangan bersenjata, meningkatnya
angka kematian aki9bat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang
bersifat ireguler. Disamping itu adanya partai – partai politik yang
terikatoleh kepentingan – kepentingan promodial yang secara tidak langsung
terikat oleh kepentingan daerah dan kelompok elite dan kelompok etnis tertentu.
Hal ini sesuai dengan yang ditulis Prof. R. William Liddle dalam bukunya
“Ethnicity, Party, and national Integration : An Indonesia Case Study”, bahwa integrasi
nasional Indonesia mempunyai dua dimensi horisontal dimaksudkan untuk menunjuk
perbedaan, agama, aliran, dan lain – lain, sedangkan dimensi vertikal
dimaksudkan untuk menunjuk kesenjangan kelompok elite nasional dengan massa.
Yang terakhir ini mengakibatkan partisipasi politik massa yang sangat kecil
Ø Upaya Pendekatan
Disamping perbedaan golongan itu sendiri
mempunya potensi untuk menuju kearah integrasi dengan sistem silang – menyilang
(Cross cutting Affilation) yang akan melahirkan pelapisan sosial yang saling
silang – menyilang, atau paling tidak menjadi terlalu tajam, maka diusahakan
pula langkah – langkah yang lebih sistematis dan operasional. Demikianlah
dengan sistem silang – menyilang ini konflik antara suku - suku bangsa daerah akan dapat diredakan
dengan adanya pertemuan di bidang agama. Upaya – upaya yang dilaksanakan untuk
memperkecil dan kalau mungkin menghilangkan kesenjangan – kesenjangan itu
antara lain:
Pertama, Untuk mempertebal keyakinan
seluruh warga negara yang terdiri dari berbagai golongan itu terhadap ideologi
nasional, maka pemerintah nerusaha untuk mewujudkan idealisme atau cita – cita
nasional yang diamanatkan oleh seluruh bangsa kepada ideologi melalui
pembangunan diberbagai sektor, dengan titik tekan pada pemerataan, pembangunan
dan hasil pembangunan. Termasuk pembangunan politik dan kebudayaan.
Kedua, Berusaha
membuka isolasi antar kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan pembangunan
srana komunikasi, infomasi dan transportasi.
Ketiga, Menggali
kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Keempat, Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai
kelompok etnis baik pribumi maupun keturunan asing. Untuk langkah ini dapat
dicontohkan dengan transmigrasi, pertukaran/mutasi karyawan dari suatu daerah
lain, adanya BAKOM PKB dan lain – lain, disamping asimilasi budaya.
Kelima, Melalui jalur – jalur formal
seperti pendidikan perundang – undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara
dan pendekatan formal lainnya.
Ø Integrasi Nasional
dalam Perspektif
Seperti yang diasumsikan oleh Harsya
W. Bachtiar bahwa masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah,
tanpa memandang apakah itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena
pada setiap soal konflik dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada
teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa perbedaan
golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik
(disintegrasi) atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi
masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.
Namun demikian integrasi nasional
sebagai suatu cita – cita negara akan terwujud atau paling tidak menekan
kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung
potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem
Cross cutting affiliation. Disamping dukungan usaha – usaha seperti yang telah
dikemukakan diatas, maka masih ada penunjangyang cukup berpengaruh terhadap
usaha – usaha lain yaitu memperkuat kedudukan ideologi nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Bachtiar, Harsya W. Masalah Integrasi Nasional di Indonesia. Jakarta: Prisma LP3ES, No. 8,
Agustus 1976
Nasikun. Sistem
Pelapisan Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali, 1984.
oke, terimakasih. seharusnya masih bisa lebih dalam pembahasannya.
BalasHapus👍👍
BalasHapus