Nama : NUR TANTIA
NIM :
1201045403
Kelas :
3N
Prodi :
PGSD
Artikel Dampak Perubahan Sosial
Dampak
Globalisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Jakarta
Dewasa ini, warga negara dihadapkan kepada perkembangan
jaman yang berjalan sangat cepat. Terlebih dalam era globalisasi sekarang ini,
yang menyentuh berbagai bidang kehidupan bangsa (politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan sebagainya) telah membawa dampak yang sangat dalam terhadap
berbagai level kehidupan, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Globalisasi
diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal, masyarakat di seluruh
dunia menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, dan
budaya (Robertson dalam Sztompka, 1994). Masyarakat kini telah menunjukkan
kenyataan yang sama sekali berbeda. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai
penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintasi benua,
organisasi kehidupan sosial pada skala global, dan pertumbuhan sebuah kesadaran
global bersama. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin
maju menghilangkan hambatan ruang dan waktu sehingga arus globalisasi berjalan
dengan sangat cepat.
Arus
globalisasi telah terasa sejak akhir abad ke-20. Arus ini telah membawa perubahan
besar pada kehidupan manusia di dunia, yang mau tidak mau harus mempersiapkan
diri untuk menghadapinya, tak terkecuali masyarakat Indonesia khususnya di
Jakarta. Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia merupakan pusat kota yang
pertama dan paling cepat menerima arus globalisasi. Dengan masuknya arus
globalisasi di Jakarta, akan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan
sosial masyarakatnya.
Perkembangan masyarakat Jakarta yang semakin bergaya hidup global secara langsung
berdampak pada gaya hidup masyarakat Betawi yang notabene
berada di wilayah metropolitan Jakarta. Banyak hal dari aspek
kehidupan masyarakat Betawi yang sulit ditemukan pada saat ini, terutama dalam hal
kesenian. Faktor utama hilangnya kesenian tradisonal Betawi adalah hadirnya
kompetitor kesenian yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat modern. Norma dan nilai kehidupan
disampaikan dan mendapat salurannya melalui kesenian. Artinya, kesenian akan
hidup dan berkembang apabila masyarakatnya memelihara, mengembangkan, melakukan
secara aktif, dan mengapresiasi. Dalam konteks itulah, secara kritis perlu
dilihat bagaimana kesenian tradisional Betawi pada
era globalisasi ini.
Selain
itu, dampak langsung dari globalisasi di Jakarta adalah perubahan sosial budaya di dalam
kehidupan masyarakat. Sayangnya perubahan ini tidak selalu baik, ada juga yang
tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Perubahan ini
bisa dilakukan siapa saja, baik secara individu, sekelompok orang, maupun mayoritas
masyarakat. Berikut ini beberapa contoh-contoh perubahan sosial budaya
yang terjadi di dalam kehidupan sosial di Jakarta:
1.
Cara Berkomunikasi
Berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu
komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms
atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat
ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini
membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya
dimasyarakat.
2.
Cara Berpakaian
Cara
masyarakat kita berpakaian tidak lepas dari globalisasi di Indonesia. Dulu,
orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing.
Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada
acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi-informasi yang
didapatkan dari berbagai media seperti Tv dan Internet. Saat ini, cara
berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya barat.
3.
Gaya Hidup
Salah
satu perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah
gaya hidup atau yang sering disebut “lifestyle”. Sebagian masyarakat menerapkan
gaya hidup yang baik didalam kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll.
Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang terjerumus kedalam lifestyle yang
tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti
narkoba dan pergaulan bebas.
4.
Westernisasi (Kebarat-baratan)
Tidak
sedikit budaya barat yang masuk ke Jakarta, contohnya adalah perayaan hati
valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli Indonesia,
akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya
tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh
lebih menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest kepada
budaya lokal semakin menurun.
5.
Emansipasi Wanita
Salah satu
bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia khususnya di
Jakarta adalah emansipasi wanita. Artinya wanita memiliki derajat yang sama
dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan,
bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah
disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda,
banyak wanita yang menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota
parlemen, pimpinan perusahaan, dll.
6.
Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan
informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah.
Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti
koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin
cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari
kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika
kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.
7.
Hilangnya Permainan Tradisional
Saat
ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau
congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti
pedesaan. Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan
permainan asli Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern
seperti Playstation, Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh
lebih menarik ketimbang permainan tradisional.
8.
Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional
Minat
masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan
lainnya semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat
yang peduli dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik
tradisional. Sekarang banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat.
musik modern seperti gitar, piano, drum dan lainnya. Jika hal ini tidak segera
diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.
9.
Tergerusnya Kebudayaan Indonesia
Bentuk lain
perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia.
Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah
mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat
dengan budaya asing yang masuk ke Jakarta seperti break dance, beat box, dan
lainnya. Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ditindaklanjuti bersama.
Sebagai generasi muda, kita harus prihatin terhadap
dampak negatif dari globalisasi dan memikirkan upaya yang harus dilakukan dalam
menghadapi dampak negatif globalisasi tersebut. Pertama, dengan cara menanamkan
nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya agar kita memiliki jiwa
nasionalisme terhadap bangsa Indonesia yang kuat. Kedua, kita perlu
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tidak terjerumus ke dalam
perilaku-perilaku yang menyimpang dan dilarang agama sebagai akibat dari dampak
negatif. globalisasi. Ketiga, kita patut melestarikan dan
mengembangkan budaya-budaya asli Indonesia khususnya di Jakarta agar tidak
kalah saing dan luntur terhadap budaya-budaya barat. Keempat, melakukan penyaringan
terhadap informasi yang beredar agar masyarakat tidak terkontaminasi dengan
dampak nedatif globalisasi yang mengubah kebiasaan, nilai kehidupan, dan
pandangan hidup. Kelima, lebih memilah-milah terhadap kebudayaan barat yang
masuk ke Indonesia.
Referensi :
Martono, Nanang. 2011. SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Poskolonial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
oke, trimakasih ya.
BalasHapus