Penulis: Pramudita Katarin
Kekerasan Seksual di Tengah Emansipasi Wanita
Di
zaman modernisasi seperti sekarang, telah berlaku emansipasi wanita. Emansipasi
wanita diberlakukan sejak R.A. Kartini menuntut haknya sebagai seorang wanita,
ia tidak hanya ingin tinggal di rumah dan hanya mengerjakan pekerjaan rumah
tangga tetapi ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya mengenyam bangku sekolah.
Dan ternyata, perjuangan R.A. Kartini untuk mendapatkan haknya tidak sia-sia.
Sekarang, para wanita bisa bekerja layaknya seorang pria. Ia bisa bekerja di
kantor, di pabrik, dan lain sebagainya. Tetapi berkat R.A. Kartini para wanita
berlomba-lomba untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, sehingga ia bisa
mendapatkan kedudukan terhormat di dalam masyarakat. Lalu bagaimana dengan para
wanita yang berpendidikan rendah? Mereka hanya bisa menikmati pekerjaan yang
kondisinya kurang nyaman, seperti misalnya buruh pabrik, tukang cuci, dan lain
sebagainya. Memang, semua pekerjaan tidak ada yang hina selama pekerjaan itu
menghasilkan uang yang halal, tetapi di masyarakat semakin pekerjaan itu
rendah, maka semakin rendah pula orang yang melakukan pekerjaan tersebut.
Dari
segi penampilan pun banyak perbedaan di antara mereka contohnya dari segi
berpakaian. Mengapa wanita yang bekerja di perusahaan lebih memilih menggunakan
rok mini dibanding menggunakan celana, sedangkan wanita-wanita yang tidak
bekerja di perusahaan enggan untuk melakukannya? Hal ini dikarenakan wanita
beranggapan bahwa sebagai wanita yang berkedudukan tinggi maka ia harus selalu
tampil sempurna. Tetapi, anggapan seperti ini haruslah ditepis. Mungkin beranggapan
bahwa wanita harus selalu tampil sempurna itu adalah wajar karena semua wanita
pun ingin selalu tampil sempurna tetapi
interpretasinya di dalam kehidupan nyata yang kurang tepat. Tampil sempurna disini
tidaklah harus dengan menggunakan rok mini sebagai pakaiannya, dengan
menggunakan pakaian yang sopan pun ia bisa tetap tampil sempurna. Ia tidak
menyadari bahwa pada saat ia menggunakan rok mini pada saat itulah
keselamatannya terancam, Belakangan ini sedang marak kasus kekerasan seksual di
kalangan wanita.
Dan
salah satu penyebab kekerasan seksual ini adalah karena masalah pakaian. Selain
itu, penyebab lain dari kasus kekerasan seksual adalah dikarenakan masalah
waktu. Para wanita pulang larut malam pun sudah menjadi hal yang biasa.
Padahal, pada saat itu pula kejahatan sedang mengintai. Karena biasanya pada
malam hari keadaan di luar rumah sudah sepi sehingga kesempatan untuk melakukan
kekerasan seksual pun terbuka lebar. Contoh yang sudah tidak asing lagi di
telinga masyarakat tatkala terjadi kekerasan seksual di angkutan umum atau di
suatu tempat. Bagaimana tidak? Selama kebiasaan seperti ini tidak diubah, maka
jangan harap kasus seperti ini akan berakhir.
Efek
yang ditimbulkan dari kekerasan seksual tersebut adalah timbulnya trauma fisik
maupun psikis. Trauma fisik yang ditimbulkan adalah pada bagian-bagian yang
mengalami kekerasan seksual, sedangkan pada trauma psikis akan berpengaruh
terhadap interaksi sosialnya di dalam masyarakat. Misalnya, ia akan lebih
menutup diri terhadap lingkungan di sekitarnya dikarenakan malu atas apa yang
telah dialaminya. Tetapi, tidak selamanya emansipasi wanita berdampak negatif
bagi kaum wanita contohnya banyak para wanita yang bisa aktif dalam lembaga
masyarakat dikarenakan emansipasi wanita ini dan juga harga diri wanita akan
lebih terjaga tatkala emansipasi wanita ini telah diberlakukan, ia tidak akan
diinjak-injak oleh suaminya dikarenakan ia tidak bekerja, sehingga suaminya pun
tidak akan menganggap rendah istrinya dikarenakan ia tidak membantu mencari
nafkah bagi keluarganya. Tetapi, meskipun emansipasi wanita telah diberlakukan
seorang wanita tetap tidak boleh melupakan tugas pokoknya sebagai seorang
pengurus rumah tangga yaitu dengan melupakan peranannya sebagai ibu yang
memantau tumbuh kembang putra-putrinya sehingga meskipun sang ibu bekerja
tetapi anak-anaknya tidak merasakan kekurangan kasih sayang dan sebagai seorang
istri yang senantiasa memenuhi kebutuhan suaminya sehingga keharmonisan rumah
tangga akan tetap terjalin.
Referensi:
S. C. Utami Munandar. Emansipasi dan peran ganda wanita indonesia
Jennifer Turpin & Lester
Kurtz, The web of violence
(University of Illionis Press, 1977).
oke bagus, terimakasih ya.
BalasHapus