PENGARUH MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN KEBUDAYAAN
Artikel ini disususn untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah
“Pemetaan Ruang dan Sistem Sosial”
latarbelakang, arah, bentuk dan dampak perubahan sosial
Disusun
oleh :
Tabah
Rokhyani 1201045568
3
N
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
HAMIKA
Setiap
masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan
sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun
dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang
telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi
berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang
menghadapinya. Berikut ini beberapa ilmuwan yang mengungkapkan tentang batasan-batasan
perubahan sosial. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
kondisi geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi,
ataupun karena adanya
penemuan-penemuan
baru di dalam masyarakat.
Samuel
Koenig menjelaskan
bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena
sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan
bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur
sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan
yang lain.
Masyarakat dalam
kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahanyang terjadi bukan hanya
menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju kearah kemunduran. Terkadang
perubahan- perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga
membingungkan dan menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat. Perubahan itu
dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan
hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem
pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Di dalam buku Sosiologi
Pembangunan karangan Prof. Dr. Ny. Pudjiwati Sajogyo, ditelaah ciri-ciri
masyarakat yang menjadi modern, artinya mempelajari proses perubahan penting
yang terjadi dalam struktur sosial negara-negara yang menjadi modern.
Dikutip beberapa ciri
masyarakat modern yang dikemukakan Prof. Selo Soemardjan, antara lain:
1. tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata;
2. kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
sarana untuk kesejahteraan masyarakat
Masyarakat
tergolong-golong menurut bermacam-macam profesi serta keahlian yang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan
kejuruan.
·
Sedangkan ciri manusia modern
yang menjadi penentu modernisasi, menurut Soerjono Soekanto, antara lain:
·
manusia modern adalah orang yang bersikap
terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan baru;
·
siap menerima
perubahan-perubahan;
·
percaya kepada keampuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Modernisasi tidak hanya milik
masyarakat yang bermukim di daerah perkotaan saja, sekarang ini sentuhan –
sentuhan modernisasi telah menjalar ke berbagai pelosok daerah, hal ini
dimungkinkan dengan adanya sarana dan prasarana dibidang telekomunikasi yang
amat memudahkan kehidupan manusia. Begitupun dengan masyarakat pertanian, yang
umumnya identik dengan daerah pedesaan tidak luput dari euphoria akan
modernisasi, masyarakat pertanian yang dulunya dianggap terbelakang dalam
penyerapan dan penguasaan akan teknologi dalam berbagai bentuk kini mau tidak
mau sangat membuthkan sentuhan teknologi dalam aktivitas pertanian.
Jika dulunya masyarakat pertanian
cenderung ‘kolot’ akan hal – hal yang bersifat inovatif, lain halnya dengan
sekarang ketergantungan akan hal- hal yang berhubungan dengan teknologi seakan
menjadi bagian hidup mereka. Sebagai contoh, untuk membeli bibit saja mereka
rela dating jauh – jauh dari tempat tinggal ke toko – toko atau pusat penjualan
sarana produksi (input) pertanian seperti bibit, benih, dan input lainnya
seperti pupuk dan pestisida. Hal ini mengindikasikan masyarakat pertanian telah
sepenuhnya dapat menerima sentuhan teknologi dalam kehidupan mereka.
Sebuah perubahan bisa terjadi
karena sebab dari dalam (intern) atau sebab dari luar (ekstern). Dalam sebuah
masyarakat, perubahan sosial dan budaya bisa terjadi karena sebab dari
masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
1. Sebab intern
Merupakan sebab yang berasal dari
dalam masyarakat sendiri, antara lain:
v Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat
tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau
terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan
perubahan sosial budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program transmigrasi
dan urbanisasi.
v Adanya penemuan-penemuan baru yang
berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun
penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama(invention)
v Munculnya berbagai bentuk pertentangan(conflict) dalam masyarakat.
v Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan- perubahan besar.
2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal dari
dalam masyarakat sendiri, antara lain:
Ø Adanya pengaruh bencana alam
Ø Terjadi peperangan
Ø Adanya pengaruh kebudayaan lain
Jika dilihat dari
segi cepat atau lambatnya perubahan, maka perubahan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1.
Evolusi
Evolusi adalah perubahan secara
lambat yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan
pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur
masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana,
namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana
tersebut akan berubah menjadi kompleks.
2.
Revolusi,
yaitu perubahan sosial mengenai
unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung
relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik
atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit
dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan.
Terjadinya proses revolusi
memerlukan persyaratan tertentu. antara lain:
a.
Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b.
Adanya pemimpin/kelompok yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c.
Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan
dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung,
merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan
yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
3.
Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
4. Perubahan
yang Direncanakan dan Tidak Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
.
Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya dan Penyebabnya
Perubahan sosial budaya dapat
dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.
Perubahan lambat disebut juga
evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah
perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu
bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan,
maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan
cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur
kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat.
Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan
dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin
berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan
persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung
terciptanya revolusi.
a. Ada keinginan umum untuk
mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara
revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun 1978-1979 yang berhasil
menjatuhkan pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang otoriter dan mengubah
sistem pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam dengan Ayatullah
Khomeini sebagai pemimpinnya.
2. Perubahan
Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan kecil adalah
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya,
perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial
yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi
pola kehidupan masyarakat.
3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki
atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan
di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang
atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu
atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu
sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan
atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde
Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki
atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang
tidak diharapkan.
Contoh perubahan yang tidak
dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa
kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan
tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
Perubahan
sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal
dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab
perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal
dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan
sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal
dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari
luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana
alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi
meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Arah Timbulnya Faktor Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya adalah
sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Dalam kehidupan nyata, perubahan
sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan terjadi. Setiap segmen
masyarakat hendaknya fleksibel terhadap perubahan yang akan terjadi baik cepat
maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan mengurangi
tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun dapat
berasal dari dalam maupun luar. Berikut adalah penjelasan faktor-faktor
perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
a. Internal Factor
Internal factor (faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu
yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara
individu, kelompok ataupun organisasi. Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial
yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern).
1) Dinamika penduduk, yaitu
pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk yang sangat
cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam
lembaga kemasyarakatannya. Salah satu contohnya disini adalah orang akan
mengenal hak milik atas tanah, mengenal system bagi hasil, dan yang lainnya,
dimana sebelumnya tidak pernah mengenal. Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk
akan berakibat terjadinya kekosongan baik dalam pembagian kerja, maupun
stratifikasi social, hal tersebut akan mempengaruhi lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada.
2) Adanya penemuan-penemuan baru
yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery)
ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
Suatu proses social dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi. Proses tersebut meliputi
suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaanbaru yang tersebar ke lain-lain
bagian masyarakat, dan cara-cara unsure kebudayaan baru tadi diterima,
dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan
baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam
pengertian discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun yang berupa
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para
individu. Discovery sendiri akan berubah menjadi invention, jika masyarakat
sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru tersebut.
3) Munculnya berbagai bentuk
pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi
antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Mmisalnya
saja pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua. Generasi muda pada
umumnya lebih senang menerima unsur-unsur kebudayaan asing, dan sebaliknya
generasi tua tidak menyenangi hal tersebut. Keadaan seperti ini pasti akan
mengakibatkan perubahan dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau
revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Revolusi
yang terjadi pada suatu masyarakat akanm membawa akibat berubahnya segala tata
cara yang berflaku pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Biasanya hal ini
diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang berbeda. Misalnya,
Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran
dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada
doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik
dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b. External Factor
Selain internal factor,
pada masyarakat juga dikenal external factor. External factor
atau faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang
menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat. Berikut ini sebab-sebab
perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern).
1) Adanya pengaruh bencana alam.
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi
meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang
saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak
yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada
pihak yang kalah. Misalnya, terjadinya perang antarsuku ataupun negara akan
berakibat munculnya perubahan-perubahan, pada suku atau negara yang kalah. Pada
umunya mereka yang menang akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa
dilakukan oleh masyarakatnya, atau kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau
negara yang mengalami kekalahan. Contohnya, jepang yang kalah perang dalam
Perang Dunia II, masyarakatnya mengalami perubahan-perubahan yang sangat
berarti.
3) Adanya pengaruh kebudayaan
masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan
perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka
disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling
menolak, maka disebut cultural animosity. Adanya proses penerimaan
pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi. Jika suatu
kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan
muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat
bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Pengaruh-pengaruh itu dapat timbul melalui proses perdagangan dan penyebaran
agama.
A. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
a. Adanya Kontak dengan
Kebudayaan Lain
Kontak
dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru
tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara
budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan
suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b . Sistem Pendidikan Formal
yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c . Sikap Menghargai Hasil
Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d . Toleransi terhadap
Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e . Sistem Terbuka Masyarakat
( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f .
Heterogenitas Penduduk
Di dalam
masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi
yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan
sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru
dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g . Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h. Ketidakpuasan Masyarakat
terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
i . Nilai Bahwa Manusia Harus
Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
a. Kurangnya Hubungan dengan
Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b . Terlambatnya Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
c . Sikap
Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap
yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit
menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang
bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif (kolot).
d . Rasa Takut Terjadinya
Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
e . Adanya
Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest
Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
f .
Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap
yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa
lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari
Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan,
sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
g . Hambatan-Hambatan yang
Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
h. Adat
atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau
kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit
untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan
perubahan kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat
proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang
menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
i . Nilai Bahwa Hidup ini pada
Hakikatnya
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
Perubahan sosial budaya akan
mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah
dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal
positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja
memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal positif atau
bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
Berikut
ini hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial
budaya.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
C. Sikap Kritis terhadap Pengaruh
Perubahan Sosial dan Budaya
Apapun
bentuk perubahan sosial budaya akan menghasilkan suatu bentuk, pola, dan
kondisi kehidupan masyarakat yang baru. Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa
menentukan sikap terhadap dampak perubahan sosial budaya yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat. Sikap apriori yang berlebihan tentu saja tidak
perlu kalian kedepankan, mengingat sikap tersebut merupakan salah satu penyebab
terhambatnya proses perubahan sosial budaya yang berujung pada terhambatnya
proses perkembangan masyarakat dan modernisasi. Demikian juga dengan sikap
menerima setiap perubahan tanpa terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan
membuat kita meniru (imitasi) terhadap setiap perubahan sosial budaya yang
terjadi, meskipun perubahan tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat
negatif. Kalian diharapkan mampu memiliki dan mengembangkan sikap kritis
terhadap proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat. Perubahan
sosial budaya yang bersifat positif dapat kita terima untuk memperkaya khazanah
kebudayaan bangsa kita, sebaliknya perubahan sosial budaya yang bersifat
negatif harus kita saring dan kita cegah perkembangannya dalam kehidupan
masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kalian harus mampu mengikuti
perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan teknologi yang semakin
berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma kehidupan bangsa yang
luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.
Daftar Pustaka:
Diambil dari buku perpustakaan UHAMKA
Penulis : Prof. Dr. Ny. PUDJIWATI SAJOGYO dan (Paul B. Horton – Chester L.
Hunt)
judul buku : sosiologi jilid II edisi keenam dan sosiologi pembangunan
judul buku : sosiologi jilid II edisi keenam dan sosiologi pembangunan
saran: antara judul dan isi kurang match
BalasHapusTrimakasih.